Carl N. Karcher sebagai salah seorang pebisnis yang mengawali usaha fast food terlahir pada tahun 1917. Ia mengawali kariernya sejak usia muda, 20 tahun, ia pindah dari
Ia kemudian bertemu dengan Margaret Heinz dan keduanya mulai berkencan di tempat kediaman Margaret yang memiliki kebun jeruk seluas 10 acre. Margaret tinggal bersama kedua orang tuanya, 7 saudara laki-laki dan 7 orang saudara perempuannya. Carl kemudian bekerja di Armstrong Bakery,
Jumlah penjualan roti saat itu cukup luar biasa. Sehingga ia tertarik memiliki bisnis roti sendiri. Ketika terdengar kabar ada gerobak hot dog dijual, ia kemudian membelinya dan memulai bisnis. Pekerjaannya di toko roti tidak ditinggalkannya. Ia menyewa 2 orang pemuda untuk menjaga kedai miliknya saat ia bekerja mengantar roti.
Saat itu masyarakat California Selatan memiliki
Pada akhir tahun 1944, Carl memiliki 4 buah gerobak. Namun dia tidak meninggalkan pekerjaannya di toto roti Armstrong. Saat sebuah restaurant di seberang peternakan Heinz dijual, Carl memutuskan untuk membelinya, merenovasi dan selama seminggu ia mulai belajar memasak. Pada tanggal 16 Januari 1945 di ulang tahunnya yang ke- 28, Carl’s Drive In Barbeque mulai dibuka. Reatoran kecil ini dikelola oleh Carl dan istrinya. Carl yang memasak dan istrinya mengurusi soal keuangan. Setelah restoran tutup, Carl masih bekerja hingga larut malam untuk membersihkan kamar mandi dan mengepel lantai. Seminggu sekali ia membuat “saus special” untuk disajikan di restorannya.
Pada tahun 1940-1945 pemerintah Amerika mengeluarkan dana sebanyak 20 milyar dollar untuk pembangunan
Demikian sejarah para pendiri fast food yang terdokumentasikan dalam buku yang ditulis oleh Schlosser ini, kita dapat menyimpulkan bahwa perubahan kehidupan masyarakat berpengaruh juga pada cara makan mereka. Cara kerja cepat dan kesejahteraan yang meningkat merupakan dua faktor penting yang menjadi pertimbangan adanya industri makanan fast food. Demikian juga terjadi di
Namun, saat ini nampaknya fast food bukan lagi sekedar makanan yang dianggap sebagai makanan cepat saja. Tapi juga merupakan makanan pemberi gengsi dan makna pada liburan kita. Pernahkah kita perhatikan di akhir minggu, keluarga berkumpul di restoran cepat saji? Restoran cepat saji menjadi tujuan rekreasi yang cukup bergengsi. Tentunya hal ini disebabkan harga yang mahal dianggap prestisius bagi kita. Promo-promo restoran cepat saji ini membidik anak-anak kecil dan anak muda yang masih senang koleksi souvenir atau sekedar nongkrong di restoran cepat saji ini.
Masalahnya, kita melihat masih sedikit orang yang terinspirasi untuk berwiraswasta jenis makanan yang sama sekali baru seperti para pionir fast food ini. Kebanyakan masih berupa warung-warung makan nasi rames yang menyediakan menu sehari-hari. Namun kita bisa bersikap optimis suatu saat akan ada gebrakan yang dilakukan orang
Daftar Pustaka:
Schlosser, Eric. 2001. Fast food nation: The Dark Side of the all-American Meal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar