Senin, 29 Maret 2010

Mungkin Pelek Mobil Anda Bikinan Yogyakarta



Produk industri cor aluminium dari provinsi daerah istimewa yogyakarta (diy) mampu bersaing dengan produk serupa dari beberapa daerah lain di indonesia, meskipun sebagian besar usaha
mobil yogyakarta tersebut dimiliki pengusaha kecil dan menengah.
"bahkan, produk kami mampu melayani kepentingan ekspor ke berbagai negara di eropa maupun kebutuhan nasional," kata ketua asosiasi pengecor aluminium yogyakarta (aspeyo) bambang cahyono di yogyakarta, rabu (11/2).
Menurut dia, sampai kini permintaan produk aluminium asal yogyakarta untuk pasar ekspor maupun nasional masih lancar. "kami sudah mampu memproduksi pelek racing mobil maupun komponen mesin otomotif lain seperti casing blog, tromol dengan kualitas yang mampu menyaingi produk dari luar negeri," katanya.
Ia mengatakan, sebenarnya saat ini produk komponen otomotif nasional memiliki peluang pasar yang bagus, apalagi sudah ada peraturan larangan impor komponen otomotif dengan tujuan menghidupkan industri komponen mobil dalam negeri.
Kebutuhan komponen mobil yogyakarta, khususnya pelek mobil, secara nasional saat ini sekitar 50.000 unit per bulan dan kebutuhan itu belum bisa terpenuhi seluruhnya oleh industri cor aluminium nasional. "kapasitas produksi pelek racing mobil industri pengecoran aluminium yogyakarta baru mencapai 1.500 unit per bulan sehingga masih bisa ditingkatkan lagi," katanya.
Ia optimistis industri cor aluminium yogyakarta mampu memenuhi permintaan nasional. "apalagi teknologinya sudah ada, ketersediaan bahan baku cukup dan pasar sudah jelas. Meskipun demikian, untuk kelangsungan produksi memang perlu bimbingan dan bantuan dari pemerintah baik pusat maupun daerah," katanya.
Ia mengatakan, di sisi lain memang sebagian pengusaha kerajinan aluminium di diy menghadapi berbagai kendala, antara lain lemahnya penguasaan teknologi terutama finishing. Selain itu, terbatasnya pengadaan alat produksi berteknologi maju dan peningkatan kemampuan sumber daya manusia (sdm) perajin aluminium. "pemeritah pusat maupun daerah perlu memberikan pembinaan terhadap keberadaan sentra industri kerajinan aluminium di daerah ini sehingga diharapkan mampu mengembangkan produksinya," katanya.
Ia mengatakan, sampai kini yang masih prospektif adalah pasar nasional produk kerajinan alat rumah tangga dari bahan aluminium. Meskipun pesaingnya banyak, terutama dari sentra produksi kerajinan aluminium di berbagai daerah di pulau jawa dan bali, permintaan pasar tidak pernah menurun.
"kami berupaya meningkatan nilai tambah dari produk kerajinan aluminium khusus alat rumah tangga karena jika tidak memiliki nilai tambah, dikhawatirkan produk kerajinan aluminium asal daerah ini akan tergulung oleh persaingan pasar. Apalagi produk jenis ini mudah dijiplak," katanya.




Http://sains.kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar