Senin, 22 Maret 2010

Lebih Baik Menggunakan Anti Karat Lingkungan

Begini ceritanya: Anda ingin memberi pertahanan anti karat untuk mobil sebelum air hujan menggerogotinya. Tapi Anda juga tidak ingin menyumbang banyak kerusakan lingkungan.

Mengapa tidak memilih anti karat yang ramah lingkungan? Ternyata anti karat yang ramah lingkungan juga ada, dengan menggunakan air sebagai pelarut. Bukan dengan pelarut minyak dan berbahan dasar wax, resin, parafin, aspal, atau PVC.


Apalagi ternyata harga
anti karat ramah lingkungan sedikit lebih miring. Sedan kecil bisa dianti karat dengan Rp 1,4 juta, bandingkan dengan bahan konvensional yang setidaknya Rp 1,6 juta.


Meski begitu, ternyata belum banyak pelanggan yang memilih anti karat ramah lingkungan. Albert Lukman, manajer umum bengkel-bengkel anti
karat Ultraguard, mengatakan “(Pencegah karat berpelarut minyak) masih laku karena pemerintah belum ketat.”


Di Indonesia, kata Albert, belum banyak bengkel yang menyediakan pencegah karat yang menggunakan pelarut dari air karena belum cukup populer.


Anti karat konvensional, kata Albert, memiliki kandungan bahan kimia yang membutuhkan lebih banyak oksigen untuk mengurai limbahnya. Padahal bengkel pasti menghasilkan limbah kimia.


Dari sisi kesehatan, formula
karat yang dilarutkan air relatif lebih rendah mengancam kesehatan manusia dibanding yang dilarutkan minyak.


www.tempointeraktif.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar